Sutra Maha Karuna
Dharani
Sutra tentang Dharani Kasih Sayang dari Hati Suci yang Maha
Agung nan Luas, Sempurna, Tak Terbatas dari Bodhisattva Avalokitesvara Seribu
Tangan Seribu Mata.
Demikianlah yang telah kudengar.
Suatu ketika Sang Buddha Sakyamuni Tathagata berada di
gunung Potaraka. Bodhisattva Mahasattva yang banyaknya tak terhitung berkumpul
di dalam istana berhiaskan beragam permata, kediaman Avalokitesvara
Bodhisattva.
Saat itu, Sang Buddha duduk di atas singgasanaNya, bermaksud
memberi uraian Dharma tentang mantra yang tak terlupakan. Hadir di sana antara
lain Dharani Raja Bodhisattva, Ratna Raja Bodhisattva, Bhaisajya Raja
Bodhisattva, Bhaisajya Samudgate Bodhisattva, Avalokitesvara Bodhisattva, Maha
Stamaprapta Bodhisattva, Avatamsaka Bodhisattva, Vajragarbha Bodhisattva,
Akasagarbha Bodhisattva, Maitreya Bodhisattva, Samanta Bhadra Bodhisattva,
Manjusri Bodhisattva, serta Bodhisattva Mahasattva lainnya.
Juga hadir para biksu yang telah mencapai kesucian arahat,
para raja naga, dan para dewa di persamuan agung itu.
Dalam persamuan agung itu, Avalokitesvara Bodhisattva secara
diam-diam memancarkan cahaya agungnya, sehingga seluruh dunia trisahasra
mahasahasra** di sepuluh penjuru, istana-istana surgawi, dan istana-istana para
naga semuanya bergetar.
**Trisahara
Mahasahasra Lokadatu (sistem tiga ribu maha ribu alam semesta) adalah gambaran
dari banyaknya alam kehidupan. Secara harafiah berarti 3.000 x 3.000 x 3.000 =
27 miliar alam kehidupan.
Menyadari kejadian yang sangat langka ini, Dharani Raja
Bodhisattva menjadi sangat tertegun bercampur kagum, sehingga Beliau bangkit
dari tempat duduknya, bersikap anjali dan bertanya kepada Sang Buddha;
Sang Bhagava, siapakah yang telah mencapai tingkat
kebuddhaan saat ini, memancarkan kesaktian suci nan langka? Kami memohon kepada
Sang Bhagava, welas asihNya, untuk memberitahu kami asal dari kesaktian suci
nan agung ini.
Sang Buddha lalu berkata kepada Dharani Raja Bodhisattva;
Orang budiman, kalian semua seharusnya tahu bahwa di dalam
persamuan ini ada seorang Bodhisattva Mahasattva yang bernama Avalokitesvara.
Beliau telah mencapai tingkat cinta kasih dan welas asih
yang agung dan sempurna sejak dulu, tak terhitung banyaknya kalpa sebelumnya.
Telah sempurna mencapai ajaran tak terbatas dari pintu-pintu Dharma berdasarkan
kemantraan. Untuk memberikan ketenangan dan kebahagiaan kepada semua makhluk,
Beliau memancarkan kesaktian sinar agungNya.
Setelah Sang Buddha selesai berkata demikian, Avalokitesvara
Bodhisattva bangkit dari tempat duduknya, merapikan jubahnya dan bersikap
anjali kepada Sang Buddha sambil berkata;
Sang Bhagava, untuk memberikan ketenangan dan kebahagiaan
kepada seluruh makhluk, untuk menyembuhkan segala penyakit, untuk memberikan
usia panjang, untuk melenyapkan semua karma buruk berat, untuk mengurangi
bahaya dan malapetaka, untuk menyempurnakan akar kebajikan dan kemuliaan, untuk
melenyapkan rasa takut, untuk mencapai semua keinginan yang mulia.
Hari ini, aku memiliki sebuah mantra yang berasal dari
Mantra Kasih Sayang dari Hati Suci yang Maha Agung dan ingin segera
memberitahukannya kepada para hadirin.
Sang Bhagava, mohon berikan welas asihNya, ijinkan saya
untuk berucap.
Sang Buddha berkata;
Orang budiman, engkau memiliki jiwa cinta kasih dan welas
asih yang begitu besar. Untuk memberikan ketenangan dan kebahagiaan kepada
semua makhluk, engkau ingin mengulas mantra yang agung ini. Saat ini adalah
waktu yang tepat, silahkan membabarkannya. Tathagata dan para Buddha sangat
berbahagia dan menyetujuinya.
Avalokitesvara Bodhisattva kemudian berkata kepada Sang
Buddha;
Sang Bhagava, aku ingat, ketika ratusan juta kalpa yang tak
terhitung yang lampau, terdapat seorang Buddha yang bernama Raja Ribuan Sinar
Tak Bergeming Tathagata muncul. Pada saat itu, berkat welas asih dan kesadaran
agungnya terhadapku dan seluruh makhluk, Beliau mengajarkan mantra yang sangat
luas, sempurna, tak terbatas, mantra Mahakaruna Dharani ini, kemudian mengusap
kepalaku dengan tangan emasnya dan berkata;
“Orang budiman, kau harus selalu ingat mantra agung ini,
agar dapat memberikan manfaat dan kebahagiaan sempurna kepada semua makhluk
pada masa mendatang.”
Saat itu saya masih berada pada tingkatan Bhumi pertama,
setelah mendengar mantra tersebut, saya melampaui tingkatan Bhumi kedelapan.
Saya sangat berbahagia, kemudian saya bertekad jika saya dapat memberikan
manfaat dan kebahagiaan kepada seluruh makhluk di masa mendatang, saya ingin
mendapatkan seribu tangan dan seribu mata di badanku.
Setelah mengucapkan tekadku, saya mendapatkan sepenuhnya
seribu tangan dan seribu mata di tubuhku. Kemudian dataran di dunia sepuluh
penjuru bergetar secara enam cara, ribuan Buddha dari sepuluh penjuru
memancarkan sinarnya ke tubuhku dan menyinari dunia tak terbatas dari sepuluh
penjuru.
Sejak itu, dari para Buddha dan dari persamuan agungnya,
saya selalu mendengar, menerima, dan mengingat selalu mantra agung ini, dan
kegembiraan selalu terulang kembali dari hati yang paling dalam, membuatku
sangat bahagia, sehingga saya bisa melampaui tak terhitung jutaan kalpa rantai
kelahiran-kematian.
Sejak itu pula, saya selalu mengingat dan melafalnya, dan
tidak pernah melupakannya. Karena selalu mengingatnya, saya selalu terlahirkan
secara spontan dari bunga-bunga teratai suci di hadapan para Buddha, dan tidak
pernah sekalipun lahir dari kandungan.
Jika ada dari para biksu, biksuni, upasaka, upasika, para
remaja suci yang ingin melafal dan mengingat mantra ini, pertama-tama harus
membangkitkan hati suci yang berdasarkan kasih sayang agung, kemudian mengikuti
saya melafalkan tekad-tekad Bodhisattva ini;
Namo Mahakarunikaya
Avalokitesvara, semoga dengan cepat saya mengetahui semua Buddha-Dharma.
Namo Mahakarunikaya
Avalokitesvara, semoga dengan cepat saya memperoleh mata kebijaksanaan.
Namo Mahakarunikaya
Avalokitesvara, semoga dengan cepat saya dapat menyeberangkan semua makhluk ke
pantai seberang.
Namo Mahakarunikaya
Avalokitesvara, semoga dengan cepat saya memperoleh berbagai kebajikan untuk
menyadarkan beragam makhluk.
Namo Mahakarunikaya
Avalokitesvara, semoga dengan cepat saya berada dalam perahu kebijaksanaan.
Namo Mahakarunikaya
Avalokitesvara, semoga dengan cepat saya melenyapkan lautan derita.
Namo Mahakarunikaya
Avalokitesvara, semoga dengan cepat saya menguasai sila, Samadhi dan prajna.
Namo Mahakarunikaya
Avalokitesvara, semoga dengan cepat saya mencapai puncak nirvana.
Namo Mahakarunikaya
Avalokitesvara, semoga dengan cepat saya berada dalam kediaman tanpa perbuatan.
Namo Mahakarunikaya
Avalokitesvara, semoga dengan cepat saya bersatu dengan tubuh agung dharma
(Dhammakaya).
Jika saya tiba di
gunung pedang**, dengan sendirinya gunung pedang tersebut hancur.
Jika saya berada di
lautan api**, dengan sendirinya lautan api itu mengering.
Jika saya tiba di
neraka, dengan sendirinya neraka tersebut lenyap.
Jika saya tiba di alam
hantu kelaparan, dengan sendirinya mereka merasa kenyang.
Jika saya tiba di
negeri asura (makhluk besar setengah dewa yang suka berperang), dengan
sendirinya pikiran jahat mereka padam.
Jika saya tiba di
dunia binatang, dengan sendirinya mereka menyadari kebijaksanaan agung.
Setelah mengucapkan tekad murni tersebut, sebutkan namaku
dengan keyakinan dan hati yang murni, juga sebutkan nama guruku Amitabha Buddha
juga dengan keyakinan dan hati yang murni. Kemudian lafalkan mantra ini lima
kali atau lebih seharinya untuk melenyapkan dosa-dosa berat dari proses
kelahiran dan kematian yang terkumpul sejak ratusan, ribuan, jutaan kalpa yang
lampau.
**gunung
pedang dan golok melambangkan amarah dan peperangan.
**Lautan api
melambangkan bencana dan malapetaka.
Avalokitesvara Bodhisattva kemudian berkata kepada Sang
Buddha;
Sang Bhagava, jika ada manusia atau dewa yang dapat melafal
atau mengingat mantra Maha Karuna Dharani ini ketika menjelang kematian, semua
Buddha dari sepuluh penjuru akan datang dengan tangan terbuka. Mereka akan
terlahirkan di tanah suci Buddha manapun yang mereka inginkan.
Avalokitesvara Bodhisattva juga berkata kepada Sang Buddha;
Sang Bhagava, jika ada siapa saja yang mampu melafal dan
mengingat mantra agung Maha Karuna Dharani, terjatuh ke tiga alam penderitaan
(alam binatang, alam hantu kelaparan, dan alam neraka), maka aku bertekad untuk
tidak mencapai kebuddhaan.
Jika ada siapa saja yang mampu melafal dan mengingat mantra
agung Maha Karuna Dharani, tidak dapat terlahirkan di tanah suci Buddha
manapun, maka aku bertekad untuk tidak mencapai kebuddhaan.
Jika ada siapa saja yang mampu melafal dan mengingat mantra
agung Maha Karuna Dharani, tidak bisa mencapai berbagai Samadhi yang tak
terbatas dan tidak dapat mencapai kebijaksanaan, maka aku bertekad untuk tidak
mencapai kebuddhaan.
Jika ada siapa saja yang mampu melafal dan mengingat mantra
agung Maha Karuna Dharani, tidak bisa mencapai apa saja yang dikehendakinya
dalam masa kehidupannya, maka mantra ini tidak bisa dinamakan Mantra Kasih
Sayang dari Hati Suci yang Maha Agung, kecuali kalau digunakan oleh siapa saja
yang tidak budiman atau oleh siapa saja yang tidak sepenuhnya yakin.
Jika ada siapa saja yang mengambil tanpa ijin makanan,
minuman, ataupun barang-barang milik para Sangha, walaupun seribu Buddha muncul
di dunia, dia tidak mau minta pengampunan dan berubah. Walaupun jika ia minta
pengampunan, dosa-dosanya tidak terampuni. Tetapi saat ini, jika mampu melafal
berulang kali mantra agung Maha Karuna Dharani, maka dosa-dosanya akan lenyap.
Barang siapa yang mengambil atau menggunakan tanpa ijin,
minuman, makanan atau barang-barang milik para Sangha, maka ia harus minta
pengampunan kepada para Tathagata dari sepuluh penjuru untuk melenyapkan
dosa-dosanya. Dan, ketika melafalkan berulang kali mantra agung Maha Karuna
Dharani ini, para Tathagata dari sepuluh penjuru akan datang dan menjadi saksi,
maka seluruh dosa-dosa berat dan segala rintangan akan lenyap.
Semua karma-karma buruk dan dosa-dosa berat seperti sepuluh
perbuatan jahat (membunuh, mencuri, berzinah, berbohong, berkata kasar,
memfitnah, bermuka dua, tamak, amarah, dan pikiran tidak benar), lima perbuatan
dosa tak terampuni (membunuh ibu, membunuh ayah, membunuh arahat, melukai Sang
Buddha, memecah-belah Sangha), mencaci-maki orang lain, mencaci-maki
Buddha-Dharma, melanggar athasila, melanggar sila lainnya, menghancurkan stupa,
menghancurkan vihara, mencuri barang milik Sangha, dan tidak menghormati
perbuatan suci, semua dosa-dosa itu akan dapat lenyap dengan melafal mantra
agung Maha Karuna Dharani. Kecuali orang tersebut tidak yakin dengan mantra
ini, maka dosa kecil dan karma buruk kecil sekalipun tidak dapat lenyap,
apalagi dosa-dosa berat lainnya. Tetapi, walaupun dosa-dosa berat tidak segera
lenyap, melafal berulang akan menjadi bibit hati suci di masa mendatang.
Avalokitesvara Bodhisattva kemudian berkata kepada Sang
Buddha;
Para manusia dan dewa yang mampu melafal dan mengingat
mantra agung Maha Karuna Dharani akan mendapatkan 15 kehidupan yang baik dan
tidak akan mendapatkan 15 kematian tidak wajar.
Limabelas kematian tidak wajar adalah;
- Meninggal akibat kelaparan dan kemiskinan.
- Meninggal akibat hasil pemukulan, dipenjarakan, atau siksaan lainnya.
- Meninggal di tangan musuh yang kejam.
- Meninggal dalma pertempuran.
- Meninggal akibat serangan harimau, serigala, atau binatang buas lainnya.
- Meninggal akibat racun dari ular, kalajengking atau binatang beracun lainnya.
- Meninggal akibat tenggelam atau terbakar.
- Meninggal akibat diracuni.
- Meninggal akibat sengatan serangga.
- Meninggal akibat sakit jiwa.
- Meninggal akibat tanah longsor atau tertimpa pepohonan.
- Meninggal akibat mimpi buruk yang dikirim oleh orang atau makhluk jahat.
- Meninggal akibat makhluk halus atau dewa jahat.
- Meninggal akibat penyakit ganas di sekujur tubuh mereka.
- Meninggal akibat bunuh diri.
Mereka yang mampu melafal dan mengingat mantra agung Maha
Karuna Dharani tidak akan mengalami 15 kematian tidak wajar dan akan
mendapatkan 15 kehidupan yang baik seperti;
- Di negeri tempat kelahiran mereka akan selalu mendapat pemimpin bijak.
- Mereka akan selalu terlahir di negeri yang baik.
- Mereka akan selalu terlahir pada saat yang baik.
- Mereka akan selalu bertemu dengan kawan-kawan yang baik dan budiman.
- Organ tubuh dan panca indera mereka selalu sempurna.
- Hati suci mereka akan tumbuh dan berkembang sempurna.
- Mereka tidak akan melanggar hukum.
- Seluruh keluarga mereka akan selalu baik dan harmonis.
- Mereka akan selalu mendapat kebutuhan sandang dan pangan yang cukup.
- Mereka akan selalu dihormat dan mendapatkan pertolongan dari orang lain.
- Barang-barang milik mereka tidak akan diambil atau dicuri oleh orang lain.
- Mereka akan mendapati segala yang mereka inginkan.
- Para naga, dewa dan makhluk suci lainnya akan selalu melindungi mereka.
- Di negeri atau tempat kelahiran mereka akan selalu bertemu Buddha dan dapat mendengarkan Dharma.
- Mereka akan dapat mendengarkan dan mampu tercerahkan oleh intisari Dharma yang sesuai.
Siapa saja yang mampu melafal dan mengingat mantra agung
Maha Karuna Dharani akan mendapatkan limabelas kelahiran yang baik. Semua dewa
dan manusia semestinya selalu melafal dan mengingatnya tanpa rasa malas.”
Setelah berkata demikian, Avalokitesvara Bodhisattva
bersikap anjali, berdiri di depan persamuan, memancarkan welas asih dan kasih
sayang yang agung nan sempurna kepada semua makhluk, sambil tersenyum beliau
melafalkan mantra agung nan luas, sempurna, tak terbatas, mantra kasih sayang
dari hati suci yang maha agung:
- Namo ratnatrayaya
- Namo aryavalokitesvaraya
- Bodhisattvaya mahasattvaya mahakarunikaya
- Om sarva abhaya sunadasyah
- Namo sukrimama aryavalokitesvara garbha
- Namo nilakantha diri maha bhadrasrame
- Sarvathasubhamajeyam sarvasattvanamawarga mahadhatu
- Tadyata om avaloke lokite kalate
- Hari maha bodhisattva sarva srava mala mala
- Masi mahahirdayam kuru kuru karmam
- Kuru kuru vijayati maha vijayati
- Dhara dhara dharin suraya
- Chala chala mama brahmaramukti
- Ehi ehi chinda chinda harsam prachali
- Basa basam presaya hulu hulu mala
- Hulu hulu hilo sara sara siri siri suru sur
- Bodhiya bodhiya bodhaya bodhaya
- Maitreya nilakantha darshinina
- Payamana svaha sidhaya svaha maha sidhaya shava
- Sidhayogesvaraya svaha nilakantha svaha
- Varahanayaya svaha simhashira mukaya svaha
- Sarva maha sidhaya svaha cakra sidhaya svaha
- Padmahastaya svaha nilakanthavikaraya svaha
- Mahasishankaraya svaha
- Namo ratnatrayaya
- Namo aryavalokitesvaraya svaha
- Om siddhyantu mantrapadaya svaha
Saat Avalokitesvara Bodhisattva selesai melafal mantra agung
tersebut, bumi bergetar dengan enam cara. Bunga-bunga indah nan langka dan
sangat berharga berjatuhan dari surga langit dengan keindahan warna-warni yang
memikat. Seluruh Buddha dari sepuluh penjuru berbahagia, sedangkan para Mara
dan para pengikut aliran sesat sangat ketakutan sampai bulu kuduk mereka
berdiri.
Seluruh persamuhan berhasil mencapai beragam tahapan
spiritual. Ada yang mencapai tingkat sotapana, sakadagami, anagami dan arahat.
Yang lainnya ada yang berhasil mencapai tingkatan Bhumi pertama, kedua, ketiga,
keempat, kelima bahkan sampai tingkatan Bhumi kesepuluh. Tak terlukiskan jumlah
makhluk yang membangkitkan hati suci mereka untuk membebaskan semua makhluk
dari penderitaan.
Kemudian raja surgawi Maha Brahma bangkit dari tempat
duduknya, membuka jubah bahu kanannya, bersikap anjali dan dengan hormat
berkata kepada Avalokitesvara Bodhisattva;
Sungguh agung, Mahasattva! Saya telah mengunjungi tak
terhingga persamuan agung para Buddha dan mendengarkan tak terhitung banyaknya
ajaran Dhamma dan mantra, tetapi belum pernah mendengar bergitu agungnya Mantra
Kasih Sayang dari Hati Suci yang Maha Agung ini. Mahasattva, mohon beritahukan
kami tentang ciri-ciri dari mantra ini, kami semua bergembira untuk
mendengarnya.
Avalokitesvara Bodhisattva berkata kepada raja Maha Brahma;
Baik sekali, demi memberikan kepentingan dan manfaat kepada
semua makhluk, anda memberikan pertanyaan ini. Sekarang, mohon dengarkan
baik-baik, saya akan utarakan secara singkat.
Avalokitesvara Bodhisattva kemudian menjelaskan;
Berdasarkan hati suci yang welas asih dan kasih sayang yang
maha agung, berdasarkan hati suci yang tidak membeda-bedakan, berdasarkan hati
suci yang tidak bergeming, berdasarkan hati suci yang bersih dan tidak terikat,
berdasarkan hati suci yang berlandaskan kesunyataan, berdasarkan hati suci yang
menghormati, berdasarkan hati suci yang rendah hati, berdasarkan hati suci yang
tidak berbeda-beda, berdasarkan hati suci yang tidak memiliki bayangan pikiran,
dan berdasarkan hati suci yang paling dalam. Saat ini, semua telah mengetahui
bahwa hati suci yang demikian adalah ciri-ciri dari mantra agung ini. Mohon
semua menjalaninya dengan sesuai.
Avalokitesvara Bodhisattva kemudian berkata;
Jika ada orang budiman yang mampu melafal dan mengingat
mantra agung ini, bisa menumbuhkan hati suci yang maha luas dan bertekad untuk
menyeberangkan semua makhluk ke pantai pembebasan, bisa melakukan atthasila
secara badaniah, menumbuhkan hati suci yang tidak membeda-bedakan semua
makhluk, berusaha melafal mantra agung ini tanpa rintangan, menyendiri dalam
ruangan yang bersih, bersihkan badan, memakai pakaian yang bersih, memajang
bendera-bendera berwarna-warni dan menyalakan lampu atau lilin, memberikan
persembahan kepada para Buddha atau Bodhisattva berupa wangi-wangian,
bunga-bungaan, berbagai makanan vegetarian, tidak menerawang, tidak memikirkan
yang lain, dan melafal serta mengingat mantra agung ini sesuai dengan Dharma,
maka, Suryaprabha Bodhisattva serta Chandraprabha Bodhisattva (Dua Bodhisattva
murid dari Bhaisajya Guru Buddha) dan tak terhingga banyaknya para dewa dan
pertapa suci yang akan datang menjadi saksi dan membantu pelafalan menjadi
lebih sempurna.
Kemudian saya akan menerangi mereka dengan seribu mata,
menjaga dan membantu mereka dengan seribu tangan. Sejak saat itu, mereka akan
mampu mengetahui semua pengetahuan duniawi, dan akan secara sempurna mengerti
semua ajaran, teori, atau ilmu gaib dari aliran sesat, demikian pula dengan
kitab-kitab Veda.
Siapa saja yang mampu melafal dan mengingat mantra agung
ini, mampu menyembuhkan semua delapan puluh empat ribu macam penyakit dunia
tanpa pengecualian. Bahkan dia mampu mengendalikan semua makhluk halus,
menghancurkan para Mara, dan menenangkan semua pengikut aliran sesat.
Siapa saja yang sedang membaca Sutra-Sutra atau sedang
bermeditasi di pegunungan atau di hutan, kemudian ada dewa gunung, beragam
makhluk halus ataupun dewata datang mengganggu dan membuatnya tidak bisa
berkonsentrasi, lafalkan mantra ini sekali, maka semua makhluk-makhluk itu akan
terikat.
Siapa saja yang mampu melafal mantra agung ini sesuai dengan
Dharma dan membangkitkan perasaan welas asih dan kasih sayang yang murni kepada
semua makhluk, maka saya akan memanggil semua dewa budiman, para raja naga, dan
para vajrasattva untuk mengikuti dan melindungi mereka, tidak pernah
meninggalkan mereka sendirian, selalu menjaga mereka sama seperti menjaga mata
dan jiwa sendiri.
Para dewa budiman, para raja naga, dan para dewi, bersama
dengan 500 pasukan yaksha yang perkasa, mereka akan selalu menjaga sang pelafal
mantra Kasih Sayang Maha Agung ini. Jika sang pelafal ada di hutan atau
pedalaman tanpa penghuni, para dewa akan selalu menjaga dan saling bergantian
menghapus rintangan dan kemalangan. Jika sang pelafal tersesat jauh di
pegunungan, karena melafal mantra agung ini, maka para dewa dan raja naga akan
menjelma menjadi orang-orang budiman untuk menunjukkan jalan keluarnya. Jika
sang pelafal kekurangan air dan memerlukan api, pada saat di pegunungan, di
hutan, di pedalaman, para raja naga akan melindungi dan secara gaib memberikan
air dan api untuknya.
Avalokitesvara Bodhisattva lalu berkata kepada para Brahma;
Lafalkan mantra agung ini 5 kali, buatkan kalung dari benang
atau tali lima warna. Kemudian lafal mantra agung ini 21 kali, simpulkan dua
puluh satu kali dan kalungkan. Mantra ini telah diucapkan oleh para Buddha yang
lampau yang banyaknya bagai pasir dari 9,9 miliar sungai Gangga.
Untuk mereka yang belum mengembangkan hati suci, agar hati
suci mereka segera muncul.
Untuk semua makhluk yang belum mencapai akar keyakinan dalam
Mahayana, dengan kekuatan maha agung mantra ini, bibit hati suci Mahayana dan
tunas hati suci Dharma akan tumbuh berkembang. Dengan kekuatan kebajikan, welas
asih dan kasih sayangku, semua apa yang mereka perlukan akan terpenuhi.
Untuk semua makhluk dari tiga alam sengsara, yang hidup di
belahan dunia kegelapan dari trisahasra mahasahasra, jika mereka mendengar
mantra agung ini, semua akan dapat bebas dari penderitaan.
Jika ada manusia atau makhluk surgawi yang melafal dan
mengingat mantra agung ini sambil membersihkan diri di sungai atau di pesisir
pantai, dan pada saat bersamaan ada makhluk di sekitarnya yang terkena percikan
air pemandiannya, maka semua dosa-dosa berat mereka akan lenyap dan dapat
terlahirkan di tanah suci yang ada di sepuluh penjuru. Mereka akan terlahir
secara spontan dari teratai-teratai suci dan tidak akan terlahir dari
kandungan, kelembaban atau telur. Bayangkan, berapa besar jasa dan pahala bagi
sang pelafal mantra agung ini.
Jika sang pelafal mantra agung ini sedang berjalan, angin
menerpa rambut dan pakaiannya, jika pada saat itu ada makhluk di sekitarnya
yang terkena hembusan angin tersebut, maka seluruh rintangan dan karma buruk
akan lenyap, tidak akan mendapatkan karma dari tiga alam sengsara, dan sering
terlahir di depan para Buddha. Tak terbayangkan berapa besar jasa, pahala dan
buah hasil kebajikan sang pelafal mantra agung.
Orang budiman, jika ada yang lelah dengan penderitaan
duniawi dan menginginkan kebahagiaan dari kehidupan yang panjang, dia harus
menetap di tempat yang sunyi dan bersih, buatkan batasan suci, lafalkan mantra
agung pada pakaian, minuman, makanan, wangi-wangian atau obat-obatan sebanyak
seratus delapan kali sesuai dengan ajaran Dharma, maka keinginannya akan
tercapai.
Cara membuat batasan suci adalah;
Lafalkan mantra agung ini sebanyak 21 kali ditujukan kepada
sebuah pisau, kemudian gunakan pisau itu untuk membuat batasan suci.
Atau, lafalkan mantra agung sebanyak 21 kali ditujukan
kepada air bersih secukupnya, kemudian percikkan air itu untuk membuat batasan
suci.
Atau, lafalkan mantra agung sebanyak 21 kali ditujukan
kepada beberapa biji tantubha (mustard seeds/benih mustar), kemudian tebarkan
untuk membuat batasan suci.
Atau, lafalkan mantra agung sebanyak 21 kali, kemudian buat
batasan suci dengan imajinasi pikiran.
Atau, lafalkan mantra agung sebanyak 21 kali ditujukan
kepada abu dupa yang gunakan untuk membuat batasan suci.
Atau, lafalkan mantra agung sebanyak 21 kali ditujukan
kepada tali lima warna, dan buat batasan atau lingkaran suci di tanah atau
lantai dengan menggunakan tali tersebut.
Semua cara tersebut bisa digunakan, jika ia yakin dan
menerima mantra agung sesuai dengan Dharma, maka ia akan mendapatkan buah
hasilnya.
Jika siapa saja bisa mendengar nama dari mantra agung ini,
dosa-dosa hasil kehidupan lampau tak terukur kalpa-kalpa lamanya, dapat lenyap.
Bayangkan, berapa besar karma kebaikan bagi sang pelafal mantra agung!
Jika siapa saja mampu melafal dan mengingat mantra agung
ini, kita semua seharusnya tahu bahwa ia telah memberikan persembahan dan
menjaga para Buddha yang tak terhitung banyaknya dan telah menanam banyak akar
kebajikan. Jika ia mampu melafal dan mengingat mantra agung sesuai dengan
Dharma untuk membebaskan semua makhluk dari penderitaan, kita semua semestinya
tahu bahwa ia memiliki hati suci yang maha welas asih, dan akan segera menjadi
Buddha.
Jika ia melafalkan mantra agung kepada semua makhluk yang
dilihatnya, membuat mereka mendengarnya sebagai sebab awal pencapaian hati
suci, maka jasa dan pahalanya sungguh tak terlukiskan, tak terbatas dan tak
akan habis dipuji atau diagungkan.
Jika ia dapat dengan hati yang tulus menjalankan athasila,
mewakili semua makhluk minta pengampunan semua dosa-dosa masa lampau, juga
minta pengampunan atas dosa-dosanya sendiri dari kalpa-kalpa yang tak
terhitung, lafalkan mantra agung ini dan jangan biarkan suara lafalan terhenti,
maka ia akan mencapai tingkat kesucian di kehidupan ini. Jika ia memiliki bakat
dan kebijaksanaan dalam ajaran Dharma dan menguasai berbagai kebajikan dalam
penglihatan Dharmanya, maka pencapaian tingkat dhasa Bhumi tidak akan terlalu
sulit baginya, apalagi dengan pencapaian kemakmuran duniawi akan sungguh mudah
didapat. Semua keinginannya pasti terpenuhi.
Jika ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang
sangat serius, atau jika ratusan berbagai jenis makhluk halus mencoba
menghancurkan seluruh keluarga. Atau ada orang-orang jahat berkeinginan untuk
berbuat jahat terhadap keluarga tersebut. Atau seluruh keluarga menjadi tidak
rukun.
Mereka semestinya membuat altar mandala di depan patung
Avalokitesvara Bodhisattva Tangan Seribu dan Mata Seribu, kemudian lafalkan
mantra agung ini seribu kali, maka seluruh kemalangan akan lenyap, seluruh
keluarga akan hidup damai selamanya.”
Ananda bertanya kepada Sang Buddha;
Sang Bhagava, apa nama mantra agung tersebut? Bagaimana
menerima dan menjaganya?
Sang Buddha menjawab;
Mantra agung ini memiliki banyak nama, salah satunya adalah Luas Maha Sempurna. Nama lainnya adalah Kasih Sayang yang Luas dan Tak Terhalang.
Nama lainnya adalah Mantra Penyambung
Kehidupan. Nama lainnya adalah Mantra Penghalau Kehidupan Buruk. Nama
lainnya adalah Mantra Penghancur Karma
Buruk Penghalang. Nama lainnya adalah Mantra
Mutiara Pemberi Segala Keinginan. Nama lainnya adalah Mantra Kebebasan Sesuai Dengan Keinginan Hati. Nama lainnya adalah Mantra Pencapaian Tingkatan Atas dengan
Cepat. Demikianlah nama-nama mantra agung ini yang harus engkau ingat dan
jaga.
Kemudian Ananda bertanya kepada Sang Buddha;
Sang Bhagava, siapa nama Bodhisattva Mahasattva yang sungguh
baik memberi ajaran kepada kita tentang mantra agung ini?
Sang Buddha menjawab;
Bodhisattva ini bernama Avalokitesvara, Makhluk Agung yang
Tak Terbatas. Juga dikenal dengan nama Seribu Mata Terang.
Orang budiman, Avalokitesvara Bodhisattva memiliki kekuatan
agung yang tak terbayangkan. Berkalpa-kalpa tak terhitung yang lalu, ia telah
menjadi seorang Buddha yang bernama Buddha Dharma Suci terang Benderang
Tathagataya. Karena kekuatan tekad kasih sayangnya yang agung, untuk memanggil
semua Bodhisattva untuk memberi ketenangan dan kebaikan kepada semua makhluk,
ia muncul sebagai Bodhisattva.
Engkau semuanya, termasuk para Bodhisattva, brahma, dewa
Trayastrimsa, naga dan makhluk suci sudah semestinya menghormati Beliau dan
lafalkan namanya dengan tulus, maka semuanya akan mendapatkan jasa, pahala,
karma baik yang tak terbatas dan dosa-dosa yang tak terhingga akan lenyap, pada
akhir kehidupan akan terlahir di tanah suci Amitabha Buddha.
Sang Buddha berkata kepada Ananda;
Mantra agung yang telah diucapkan oleh Avalokitesvara
Bodhisattva adalah benar, sejati dan sempurna. Jika berkeinginan untuk
mengundang sang Bodhisattva, maka lafalkan mantra agung ini sebanyak 21 kali
ditujukan kepada sebuah dupa guggula dan kemudian nyalakan, maka sang
Bodhisattva akan muncul.
Orang budiman, kekuatan luar biasa dari mantra ini sungguh
tak terbayangkan dan pujian agung tidak akan dapat melukiskannya secara penuh
dan sempurna.
Jika seseorang tidak menanam akar kebajikan sejak masa
kehidupan yang sangat lampau, ia tidak akan mampu mendengar walau hanya nama
dari mantra ini, apalagi untuk dapat membacanya. Engkau semua dalam persamuan
ini, baik para dewa, manusia, naga dan makhluk halus harus berbahagia mendengar
pujianku.”
Setelah mendengar Sakyamuni Buddha mengagungkan mantra ini,
semua hadirin persamuan agung ini, para Bodhisattva Mahasattva, vajrasattva,
brahma, Dewa Sakra, para dewa, empat dewa catur Maha Raja Loka, naga dan para
makhluk halus semuanya merasa bahagia, mereka menerima Dharma ini dengan penuh
hormat dan langsung menjalankannya.
Komentar
Posting Komentar