Di Savatthi ada seseorang yang bernama Dhammika. Ia seorang
umat yang berbudi luhur dan sangat gemar memberikan dana. Selain sering
memberikan dana makanan serta kebutuhan lain kepada para bhikkhu secara tetap,
juga sering berdana pada waktu-waktu yang istimewa. Pada kenyataannya, ia
merupakan pemimpin dari lima ratus umat Buddha yang berbudi luhur dan tinggal
di dekat Savatthi.
Dhammika mempunyai tujuh orang putra dan tujuh orang putri.
Sama seperti ayahnya, mereka semuanya berbudi luhur dan tekun berdana. Ketika
Dhammika jatuh sakit, dan berbaring di tempat tidurnya ia membuat permohonan
kepada Sangha untuk datang kepadanya, untuk membacakan paritta-paritta suci di
samping pembaringannya.
Ketika para bhikkhu membacakan “Mahasatipatthana Sutta”,
enam kereta berkuda yang penuh hiasan dari enam alam surga datang mengundangnya
pergi ke masing-masing alam. Dhammika berkata kepada mereka untuk menunggu
sebentar, takut kalau menganggu pembacaan sutta. Bhikkhu-bhikkhu itu berpikir
bahwa mereka disuruh untuk berhenti, maka mereka berhenti dan kemudian
meninggalkan tempat itu.
Sesaat kemudian, Dhammika memberitahu anak-anaknya tentang
enam kereta kuda yang penuh hiasan sedang menunggunya. Ia memutuskan untuk
memilih kereta kuda dari surga Tusita dan menyuruh salah satu dari anaknya
memasukkan karangan bunga pada kereta kuda tersebut, kemudian ia meninggal
dunia, dan terlahir kembali di surga Tusita.
Demikianlah orang berbudi luhur berbahagia di dunia ini sama
seperti di alam berikutnya.
Hal ini dibabarkan Sang Buddha sebagai syair 16 berikut:
Di dunia ini ia
bergembira, di dunia sana ia bergembira: pelaku kebajikan bergembira di kedua
dunia itu. Ia bergembira dan bersuka cita karena melihat perbuatannya sendiri
yang bersih.
Komentar
Posting Komentar