Suatu ketika dua orang pencopet bersama-sama dengan
sekelompok umat awam pergi ke Vihara Jetavana. Di sana Sang Buddha sedang
memberikan khotbah. Satu di antara mereka mendengarkan dengan penuh perhatian
dan mencapai tingkat kesucian sotapatti.
Tetapi pencopet satunya lagi tidak memperhatikan khotbah
yang disampaikan karena ia hanya berpikir untuk mencuri sesuatu. Ia mengatur
cara untuk mengambil sejumlah uang dari salah seorang umat.
Setelah khotbah berakhir mereka pulang dan memasak makan
siangnya di rumah pencopet kedua, pencopet yang sudah mengatur cara untuk
mengambil sejumlah uang tersebut. Istri dari pencopet kedua mencela pencopet
pertama: “Kamu sangat tidak bijaksana, mengapa kamu tidak mempunyai sesuatu
untuk dimasak di rumahmu.”
Mendengar pernyataan tersebut, pencopet pertama berpikir,
“Orang ini sangat bodoh, dia berpikir bahwa dia menjadi sangat bijaksana.” Kemudian
bersama-sama dengan keluarganya, ia menghadap Sang Buddha dan menceritakan apa
yang telah terjadi pada dirinya.
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 63 berikut:
Bila orang bodoh dapat
menyadari kebodohannya, maka ia dapat dikatakan bijaksana; tetapi orang bodoh
yang menganggap dirinya bijaksana, sesungguhnya dialah yang disebut orang
bodoh.
Semua keluarga pencopet pertama tersebut mencapai tingkat
kesucian sotapatti setelah khotbah Dhamma itu berakhir.
Komentar
Posting Komentar