Bhaddiya adalah seorang bhikkhu yang tinggal di Vihara
Jetavana. Karena tubuhnya pendek maka ia dikenal dengan sebutan Lakundaka
(pendek) oleh para bhikkhu lainnya. Lakundaka Bhaddiya mempunyai sifat yang
sangat baik; meskipun bhikkhu-bhikkhu muda mengganggunya dengan memutar
hidungnya atau telinganya atau menepuk kepalanya. Sangat sering mereka mengejek
dengan mengatakan “Paman, bagaimana keadaanmu?” Apakah kamu bahagia, atau,
apakah kamu bosan dengan kehidupan sebagai seorang bhikkhu di sini?” dan lain
sebagainya. Lakundaka Bhaddiya tidak pernah membalas dengan kemarahan atau
mencaci mereka; bahkan dalam hati kecilnya pun ia tidak marah terhadap mereka.
Ketika berbicara mengenai kesabaran dari Lakundaka Bhaddiya,
Sang Buddha bersabda, “Seorang arahat tidak pernah terlena pengendalian
dirinya, ia tidak punya keinginan untuk berkata kasar atau berpikir menyakiti
orang lain. Ia laksana batu karang yang tak tergoyahkan, seorang arahat tidak
tergoyahkan karena celaan ataupun pujian.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 81 berikut:
Bagaikan batu karang yang tak tergoncangkan oleh badai, demikian pula para bijaksana tidak akan terpengaruh oleh celaan maupun pujian.
Bagaikan batu karang yang tak tergoncangkan oleh badai, demikian pula para bijaksana tidak akan terpengaruh oleh celaan maupun pujian.
Komentar
Posting Komentar