Suppabuddha, penderita kusta, suatu ketika duduk di bagian
belakang kumpulan orang dan mendengarkan dengan penuh perhatian khotbah yang
disampaikan oleh Sang Buddha, mencapai tingkat kesucian sotapatti. Ketika
kerumunan orang tersebut sudah membubarkan diri, ia mengikuti Sang Buddha ke
vihara. Ia berharap dapat memberitahukan kepada Sang Buddha tentang
pencapaiannya.
Sakka, raja para dewa, berkeinginan untuk menguji keyakinan orang
kusta tersebut kepada Sang Buddha, Dhamma, dan Sangha, menampakkan dirinya dan
berkata: “Kamu hanya seorang miskin, hidup dari meminta-minta, tanpa seorang
pun yang mendekati kamu. Saya dapat memberi kamu kekayaan yang sangat besar
jika kamu mengingkari Buddha, Dhamma, dan Sangha dan katakan pula bahwa kamu
tidak bermanfaat bagi mereka.”
Suppabuddha menjawab, “Sesungguhnya saya bukanlah orang
miskin, tanpa seorang pun yang percaya. Saya orang kaya; saya meyakini tujuh ciri
yang dimiliki oleh para ariya; saya mempunyai keyakinan (saddha), kesusilaan
(sila), malu berbuat jahat (hiri), takut akan akibat perbuatan jahat (ottappa),
pengetahuan (suta), murah hati (caga), dan kebijaksanaan (panna).”
Kemudian Sakka menghadap Sang Buddha mendahului Suppabuddha
dan menceritakan percakapannya dengan Suppabuddha. Sang Buddha menjawab bahwa
tidaklah mudah meskipun seratus atau seribu Sakka untuk membujuk Suppabuddha
meninggalkan Buddha, Dhamma, dan Sangha.
Setelah Suppabuddha sampai di vihara, ia melapor kepada Sang
Buddha bahwa ia telah mencapai tingkat kesucian sotapatti.
Dalam perjalanan pulangnya dari Vihara Jetavana, Suppabuddha
mati berlumuran darah diseruduk seekor sapi yang sedang marah, yang
sesungguhnya adalah satu raksasa yang menyamar sebagai seekor sapi. Raksasa ini
tidak lain adalah pelacur yang dibunuh oleh Suppabuddha pada kehidupannya yang
lampau dan yang telah memenuhi keinginannya untuk membalas dendam.
Ketika berita kematian Suppabuddha sampai di Vihara
Jetavana, para bhikkhu bertanya kepada Sang Buddha, di mana Suppabuddha
dilahirkan kembali dan Sang Buddha menjawab bahwa Suppabuddha dilahirkan
kembali di alam dewa Tavatimsa. Sang Buddha juga menerangkan kepada para
bhikkhu bahwa Suppabuddha dilahirkan sebagai seorang kusta karena pada salah
satu kelahirannya yang lampau, ia pernah meludahi seorang Paccekabuddha.
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 66 berikut:
Orang bodoh yang
dangkal pengetahuannya memperlakukan diri sendiri seperti musuh, ia melakukan
perbuatan jahat yang akan menghasilkan buah yang pahit.
Komentar
Posting Komentar