Suatu waktu, bhikkhu-bhikkhu Kosambi terbentuk menjadi dua
kelompok. Kelompok yang satu pengikut guru ahli vinaya, sedang kelompok lain
pengikut ahli Dhamma. Mereka sering berselisih paham sehingga menyebabkan
pertengkaran. Mereka juga tak pernah mengacuhkan nasehat Sang Buddha.
Berkali-kali Sang Buddha menasehati mereka, tetapi tak pernah berhasil,
walaupun Sang Buddha juga mengetahui bahwa pada akhirnya mereka akan menyadari
kesalahannya.
Maka Sang Buddha meninggalkan mereka dan menghabiskan masa
vassa-Nya sendirian di hutan Rakkhita dekat Palileyyaka. Di sana Sang Buddha
dibantu oleh gajah Palileyya.
Umat di Kosambi kecewa dengan kepergian Sang Buddha.
Mendengar alasan kepergian Sang Buddha, mereka menolak memberikan kebutuhan
hidup para bhikkhu di Kosambi.
Karena hampir tak ada umat yang menyokong kebutuhan para
bhikkhu, mereka hidup menderita. Akhirnya mereka menyadari kesalahan mereka,
dan menjadi rukun kembali seperti sebelumnya.
Namun, umat tetap tidak memperlakukan mereka sebaik seperti
semula, sebelum para bhikkhu mengakui kesalahan mereka di hadapan Sang Buddha.
Tetapi, Sang Buddha berada jauh dari mereka dan waktu itu masih pada
pertengahan vassa. Terpaksalah para bhikkhu menghabiskan vassa mereka dengan
mengalami banyak penderitaan.
Di akhir masa vassa, Yang Ariya Ananda bersama banyak
bhikkhu lainnya pergi menemui Sang Buddha, menyampaikan pesan Anathapindika
serta para umat yang memohon Sang Buddha agar pulang kembali. Demikianlah, Sang
Buddha kembali ke Vihara Jetavana di Savatthi. Di hadapan Beliau para bhikkhu
berlutut dan mengakui kesalahan mereka.
Sang Buddha mengingatkan, bahwa pada suatu saat mereka semua
pasti mengalami kematian, oleh karena itu mereka harus berhenti bertengkar dan
jangan berlaku seolah-olah mereka tidak akan pernah mati.
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 6 berikut ini:
Sebagian besar orang
tidak mengetahui bahwa dalam pertengkaran mereka akan binasa; tetapi mereka
yang dapat menyadari kebenaran ini akan segera mengakhiri semua pertengkaran.
Semua bhikkhu mencapai tingkat kesucian sotapatti, setelah
khotbah Dhamma itu berakhir.
Komentar
Posting Komentar