Patipujika Kumari adalah seorang wanita dari Savatthi. Dia
menikah pada usia 16 tahun dan mempunyai empat orang putra. Patipujika Kumari
merupakan seorang wanita yang baik budi dan murah hati, suka memberikan dana
makanan dan kebutuhan lain kepada para bhikkhu. Dia juga sering pergi ke vihara
dan membersihkan halaman, mengisi tempat air, dan memberikan pelayanan lainnya.
Patipujika juga mempunyai kemampuan ‘jatissara? Yaitu kemampuan
batin untuk mengingat kehidupannya yang lampau dimana dia adalah salah seorang
istri Malabhari, yang tinggal di alam dewa Tavatimsa. Dia juga ingat bahwa dia
telah meninggal dunia di alam dewa ketika para dewa sedang berjalan-jalan dan
menikmati kesenangan di taman, dan memetik bunga-bunga.
Maka, setiap saat dia berdana kepada para bhikkhu atau
melakukan perbuatan-perbuatan baik lainnya, dia berharap dapat dilahirkan
kembali di alam dewa Tavatimsa sebagai istri Malabhari, suaminya dahulu.
Suatu hari, Patipujika jatuh sakit dan meninggal dunia pada
sore itu juga. Seperti apa yang dia inginkan, dia dilahirkan kembali di alam
dewa Tavatimsa sebagai istri Malabhari. Seratus tahun di alam manusia sama
dengan satu hari di alam Tavatimsa, Malabhari dan istri-istrinya yang lain
masih bermain-main di taman, dan kepergian Patipujika hampir tidak dirasakan
oleh mereka. Maka, ketika dia kembali bergabung denga mereka, Malabhari
menanyakan kemana Patipujika pagi hari tadi. Dia kemudian menceritakan
kematiannya di alam Tavatimsa, dan kelahirannya kembali di alam manusia.
Pernikahannya dengan seorang manusia dan juga tentang bagaimana dia telah
mempunyai empat orang putra. Kematiannya di alam manusia dan lahir kembali di
alam Tavatimsa.
Ketika para bhikkhu mendengar kematian Patipujika, mereka
bersedih. Kemudian mereka menghadap Sang Buddha dan melaporkan kematian
Patipujika, orang yang sering memberikan dana makanan pada pagi hari, telah
meninggal pada sore hari.
Sang Buddha menjawab bahwa kehidupan suatu makhluk sangat singkat;
dan sebelum mereka puas dengan kesenangan-kesenangan indrianya, kematian telah
menguasainya.
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 48 berikut:
Orang yang
mengumpulkan bunga-bunga kesenangan indria, yang pikirannya kacau dan yang tak
pernah puas, akan berada di bawah kekuasaan Sang Penghancur (kematian).
Komentar
Posting Komentar