Suatu ketika, seorang brahmana bernama
Anatthapucchaka mengunjungi Sang Buddha dan berkata, “Bhante, saya berpikir
bahwa Anda hanya mengetahui praktek-praktek yang bermanfaat dan tidak
mengetahui praktek-praktek yang tidak bermanfaat.”
Sang Buddha menjawab bahwa Beliau juga mengetahui
praktek-praktek yang tidak bermanfaat dan merugikan. Kemudian Sang Buddha
menyebutkan satu per satu enam praktek yang dapat memboroskan kekayaan, sebagai
berikut:
1.
Tidur sampai matahari terbit,
2.
Kebiasaan bermalas-malasan,
3.
Bertindak kejam,
4.
Gemar minum-minuman keras yang menyebabkan mabuk
dan lemahnya kesadaran,
5.
Berkeliaran sendiri di jalan pada waktu yang
tidak tepat, dan
6.
Perilaku seks yang salah.
Setelah itu Sang Buddha bertanya kepada brahmana tersebut
bagaimana ia menghidupi dirinya.
Brahmana itu menjawab bahwa ia menghidupi dirinya dengan
berjudi, sebagai contoh: bermain dadu.
Selanjutnya Sang Buddha bertanya kepadanya apakah ia menang
atau kalah. Ketika sang brahmana menjawab bahwa ia kadangkala menang dan
kadangkala kalah, Sang Buddha berkata kepadanya, “Menang dalam permainan dadu tidak dapat
diperbandingkan dengan kemenangan melawan kekotoran batin.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 104 dan 105 berikut
ini:
Menaklukkan diri sendiri
sesungguhnya lebih baik daripada menaklukkan makhluk lain; orang yang telah
menaklukkan dirinya sendiri selalu dapat mengendalikan diri.
Tidak ada Dewa, Mara,
Gandhabba, ataupun Brahmana yang dapat mengubah kemenangan dari orang yang
telah dapat menaklukkan dirinya sendiri.
Komentar
Posting Komentar