Mahadhana adalah seorang pedagang kaya dari Savatthi. Pada
suatu kesempatan, lima ratus perampok telah merencanakan untuk merampoknya,
tetapi mereka tidak mempunyai kesempatan untuk merampoknya.
Pada saat lain para perampok itu mendengar bahwa pedagang
Mahadhana akan segera bepergian dengan lima ratus kereta penuh dengan
barang-barang berharga. Pedagang Mahadhana juga mengajak bhikkhu-bhikkhu yang
akan bepergian pada tujuan yang sama untuk pergi bersama dengannya. Dan dia
berjanji untuk memperhatikan kebutuhan bhikkhu-bhikkhu selama dalam perjalanan.
Lalu ke lima ratus bhikkhu pergi bersama dengannya.
Perampok-perampok memperoleh berita perjalanan mereka dan
pergi mendahului di depan untuk menunggu rombongan pedagang. Tetapi pedagang
itu berhenti di pinggir hutan tempat perampok-perampok itu sedang menunggu.
Rombongan akan melanjutkan perjalanannya setelah bermalam beberapa hari.
Perampok-perampok memperoleh berita keberangkatan mendatang,
dan membuat persiapan untuk merampok rombongan tersebut. Pedagang juga
mendengar kabar gerakan penjahat-penjahat tersebut dan memutuskan untuk kembali
ke rumah.
Penjahat-penjahat sekarang mendengar bahwa pedagang tersebut
akan pulang ke rumah, lalu mereka menunggu di jalan yang menuju rumah. Beberapa
orang desa mengirim berita kepada pedagang mengenai gerakan para penjahat, dan
akhirnya pedagang memutuskan untuk tinggal di desa untuk beberapa waktu.
Ketika pedagang memberitahu keputusannya kepada para bhikkhu,
bhikkhu-bhikkhu itu sendiri pulang kembali ke Savatthi. Sesampai di Vihara
Jetavana, para bhikkhu menemui Sang Buddha dan memberitahu Beliau perihal
tertundanya perjalanan mereka. Kepada mereka, Sang Buddha berkata, “Para
bhikkhu, Mahadhana menghindar dari perjalanan yang dikepung oleh para penjahat.
Seseorang yang tidak ingin meninggal dunia menghindar dari racun. Para bhikkhu
bijaksana, yang menyadari bahwa tiga tingkat alam kehidupan serupa dengan
perjalanan yang dikepung dengan bahaya, hendaknya berusaha keras menghindar
dari berbuat jahat.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 123 berikut:
Bagaikan seorang
saudagar yang dengan sedikit pengawal membawa banyak harta menghindari jalan
yang berbahaya; demikian pula orang yang mencintai hidup hendaknya menghindari
racun dan hal-hal yang jahat.
Lima ratus bhikkhu tersebut mencapai tingkat kesucian
sotapatti setelah khotbah Dhamma itu berakhir.
Komentar
Posting Komentar