Suatu ketika, ada seorang istri yang menyeleweng. Suaminya
begitu malu atas kelakuan istrinya sehingga ia tidak berani menemui ornag lain;
ia juga menghindari Sang Buddha. Setelah beberapa waktu, ia pergi menjumpai
Sang Buddha dan Beliau bertanya mengapa laki-laki itu tidak kelihatan selama
ini dan ia pun menjelaskan semuanya.
Setelah mendengarkan alasan ketidak-hadiran laki-laki itu,
Sang Buddha berkata, “Murid-Ku, wanita itu seperti sebuah sungai, atau jalan,
atau toko minuman, atau rumah peristirahatan, atau pot air, yang berdiri di
pinggir jalan, mereka berhubungan dengan semua jenis orang. Tentunya hubungan
intim yang salah merupakan penyebab kehancuran seorang wanita.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 242 dan 243 berikut
ini:
Kelakuan buruk adalah
noda bagi seorang wanita, kekikiran adalah noda bagi seorang dermawan.
Sesungguhnya, segala bentuk kejahatan merupakan noda, baik dalam dunia ini
maupun dalam dunia selanjutnya.
Yang lebih buruk dari
semua noda adalah kebodohan. Kebodohan merupakan noda paling buruk. O, para
bhikkhu, singkirkanlah noda ini dan hiduplah tanpa noda.
Banyak orang pada saat itu mencapai tingkat kesucian
Sotapatti setelah khotbah Dhamma berakhir.
Komentar
Posting Komentar