Suatu saat seorang brahmana menyaksikan sekelompok bhikkhu
sedang membenahi jubah, ketika mereka mempersiapkan diri memasuki kota untuk
menerima dana makanan. Sementara menyaksikan, ia melihat bahwa jubah beberapa
bhikkhu tersebut menyentuh tanah dan menjadi basah oleh embun yang terdapat di
rerumputan. Maka ia membersihkan bidang tanah itu.
Hari berikutnya, ia melihat bahwa jubah para bhikkhu
menyentuh tanah lumpur, jubah tersebut menjadi kotor. Maka ia menutupi tanah
tersebut dengan pasir. Kemudian pula, ia memperhatikan bahwa para bhikkhu akan
berkeringat saat matahari bersinar dan menjadi basah saat hujan turun. Akhirnya,
ia membangun sebuah rumah peristirahatan untuk para bhikkhu di tempat di mana
mereka berkumpul sebelum memasuki kota untuk menerima dana makanan.
Ketika bangunan tersebut telah selesai, ia mengundang Sang
Buddha dan para bhikkhu untuk menerima dana makanan. Brahmana tersebut
menjelaskan kepada Sang Buddha bagaimana ia telah melaksanakan perbuatan baik
tersebut selangkah demi selangkah.
Kepadanya Sang Buddha berkata, “O Brahmana! Para bijaksana
melaksanakan perbuatan baik mereka sedikit demi sedikit, dan secara bertahap
serta terus menerus mereka menanggalkan noda-noda kekotoran batin.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 239 berikut:
Dengan latihan
bertahap, sedikit demi sedikit, dari waktu ke waktu, hendaklah orang bijaksana
membersihkan noda-noda yang ada dalam dirinya, bagaikan seorang pandai perak
membersihkan perak yang berkarat.
Brahmana itu mencapai tingkat kesucian sotapatti setelah
khotbah Dhamma tersebut berakhir.
Komentar
Posting Komentar