Ketika Sang Buddha kembali mengunjungi Kapilavatthu untuk
pertama kalinya Beliau tinggal di Vihara Nigrodharama. Di sana Beliau
menjelaskan dhamma kepada sanak saudaranya. Raja Suddhodana berpikir bahwa
Buddha Gotama, yang adalah anaknya sendiri, tidak akan pergi ke tempat lain,
tetapi pasti akan datang di istananya untuk menerima dana makanan pada hari
berikutnya; tetapi ia tidak dengan resmi mengundang Sang Buddha datang untuk
menerima dana makanan. Bagaimanapun, pada hari berikutnya, ia menyediakan dana
makanan untuk dua puluh ribu bhikkhu. Pada pagi hari itu Sang Buddha berjalan
untuk menerima dana makanan bersama dengan rombongan para bhikkhu, seperti
kebiasaan semua Buddha.
Yasodhara, istri Pangeran Siddhattha sebelum Beliau
meninggalkan hidup keduniawian, melihat Sang Buddha berjalan untuk menerima
dana makanan dari jendela istana. Dia memberitahukan ayah mertuanya, Raja
Suddhodana, dan sang raja tergesa-gesa menghampiri Sang Buddha. Raja
memberitahukan Sang Buddha bahwa untuk seorang anggota keluarga kerajaan
Khattiya, berkeliling meminta makanan dari pintu ke pintu adalah memalukan.
Kemudian Sang Buddha menjawab bahwa itu merupakan kebiasaan semua Buddha untuk
berkeliling menerima dana makanan dari rumah ke rumah, dan oleh karena itu
adalah benar dan layak bagi Beliau untuk tetap menjaga tradisi itu.
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 168 dan 169 berikut:
Bangun! Jangan lengah!
Tempuhlah kehidupan benar. Barangsiapa menempuh kehidupan benar, maka ia akan
hidup bahagia di dunia ini maupun di dunia selanjutnya.
Hendaklah seseorang
hidup sesuai dengan Dhamma dan tak menempuh cara-cara jahat. Barangsiapa hidup
sesuai dengan Dhamma, maka ia akan hidup bahagia di dunia ini maupun di dunia
selanjutnya.
Ayah Buddha Gotama mencapai tingkat kesucian sotapatti
setelah khotbah Dhamma itu berakhir.
Komentar
Posting Komentar