Suatu ketika, Maha Moggallana Thera pergi ke bukit
Gijjhakuta bersama Lakkhana Thera, Moggallana Thera melihat makhluk halus setan
berwujud ular dan ia tersenyum, tetapi tidak mengatakan apapun. Ketika mereka
kembali ke Vihara Jetavana, Maha Moggallana Thera bercerita kepada Lakkhana
Thera di hadapan Sang Buddha perihal makhluk halus yang memiliki tubuh panjang
dan dikelilingi oleh api tersebut.
Sang Buddha kemudian mengatakan, setelah Beliau mencapai
Penerangan Sempurna, Beliau juga telah bertemu dengan bermacam peta, tetapi
Beliau tidak memberitahukan keberadaan makhluk halus itu kepada penduduk karena
mereka mungkin tidak mempercayainya, dan mereka bisa beranggapan keliru
terhadap Sang Buddha.
Demi kasih sayangnya kepada semua makhluk hidup, maka Sang
Buddha berdiam diri. Kemudian Beliau melanjutkan, “Sekarang Aku telah mempunyai
saksi yaitu Moggallana. Saya akan menceritakan tentang peta ular ini.”
“Pada masa hidup Buddha Kassapa, peta itu terlahir menjadi
seorang pencuri yang sangat kejam, dia membakar rumah orang kaya sebanyak tujuh
kali. Tak puas terhadap hal itu, dia juga membakar kuti harum Buddha Kassapa
yang dibangun oleh orang kaya tersebut pada saat Buddha Kassapa sedang pergi
berpindapatta. Sebagai akibat perbuatan jahatnya dia mengalami penderitaan
dalam waktu lama di alam neraka (niraya). Sekarang dia terlahir sebagai peta
yang memiliki badan yang terbakar oleh kobaran api ke atas dan ke bawah
sepanjang badannya. Para bhikkhu, orang bodoh bila melakukan kejahatan tidak
mengerti bahwa perbuatan itu adalah perbuatan jahat; tetapi mereka tetap tidak
akan dapat terlepas dari akibat kejahatannya itu.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 136 berikut:
Apabila orang bodoh
melakukan kejahatan, ia tak mengerti akan akibat perbuatannya. Orang bodoh akan
tersiksa oleh perbuatannya sendiri, seperti orang yang terbakar oleh api.
Komentar
Posting Komentar