Suatu hari, Mallika pergi ke kamar mandi mencuci wajah, kaki
dan tangannya. Anjing peliharaannya juga masuk, ketika dia membungkuk unutk
mencuci kakinya, anjing itu mencoba berhubungan kelamin dengannya, dan ratu merasa
terhibur dan senang. Raja melihat kejadian aneh lewat jendela kamarnya, ketika
ratu masuk, dia berkata dengan marah, “Oh kamu wanita hina! Apa yang kamu
lakukan dengan anjing itu di kamar mandi? Jangan menyangkal apa yang saya lihat
dengan mataku sendiri.”
Ratu menjawab bahwa dia hanya mencuci muka, tangan dan
kakinya, tidak melakukan kesalahan apapun. Kemudian dia melanjutkan, “Tetapi,
ruangan itu sangat aneh. Jika seseorang masuk ke ruang itu, bagi orang yang
melihat dari jendela ini akan muncul menjadi dua gambaran. Jika anda tidak
mempercayaiku, Raja, silakan masuk ke ruangan itu dan saya akan melihat lewat
jendela ini.”
Raja pergi ke kamar mandi. Ketika dia keluar, Mallika
bertanya kepada raja mengapa dia berlaku tidak pantas dengan seekor kambing
betina di kamar itu. Raja menyangkal, tetapi ratu bersikeras bahwa dia melihat
mereka dengan mata sendiri. Raja kebingungan tetapi seperti orang tolol dia
menerima penjelasan dari ratu dan menyimpulkan bahwa kamar mandi itu
benar-benar sangat aneh.
Sejak saat itu, ratu sangat menyesal karena telah berbohong
pada raja dan telah kurang ajar menuduhnya atas kelakuannya yang tidak pantas
dengan seekor kambing betina. Kelak, walaupun hampir meninggal dunia, dia
melupakan kemurahan hati yang besar tiada bandingannya, yang telah diberikan
kepada suaminya, dan hanya mengingat bahwa dia telah bersikap tidak jujur
terhadap suaminya. Sebagai akibat dari perbuatannya, setelah meninggal dunia
dia dilahirkan di alam neraka (niraya). Setelah pembakaran jenazahnya usai, raja
bertanya kepada Sang Buddha, di mana dia dilahirkan kembali. Sang Buddha ingin
menunda perasaan raja, dan juga tidak ingin raja berkurang keyakinannya
terhadap Dhamma. Beliau mengalihkan pertanyaan itu, bahwa tidak seharusnya
pertanyaan itu ditanyakan kepada Beliau sekarang ini sehingga Raja Pasenadi
lupa bertanya pada Sang Buddha.
Setelah tujuh hari di alam neraka (niraya), ratu dilahirkan
kembali di surga Tusita. Pada saat itu, Sang Buddha pergi ke istana Raja
Pasenadi untuk menerima dana makanan. Belaiu berharap dapat beristirahat di
bangsal kereta tempat kereta kerajaan disimpan. Setelah memprsembahkan dana
makanan, raja bertanya kepada Sang Buddha, di mana Ratu Mallika dilahirkan
kembali, dan Sang Buddha menjawab, “Mallika telah dilahirkan di surga Tusita.”
Mendengar hal ini raja sangat gembira dan berkata, “Dimana lagi dia dapat
dilahirkan? Dia selalu berpikir tentang perbuatan baik, selalu berpikir apa
yang akan dipersembahkan kepada Sang Buddha besok hari. Bhante, sekarang ia
telah pergi, saya, murid-Mu yang rendah ini, hampir tidak tahu apa yang harus
dikerjakan.”
Kepada raja Sang Buddha berkata, “Lihat pada kereta ayahmu
dan kakekmu, semua ini tergeletak sia-sia, sama halnya seperti tubuhmu yang
menjadi sasaran kematian dan kerusakan. Hanya Dhamma yang mulia, yang tidak
menjadi sasaran kehancuran.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 151 berikut:
Kereta kerajaan yang
indah sekalipun pasti akan lapuk, begitu pula tubuh ini akan menjadi tua.
Tetapi ‘Ajaran’ (Dhamma) orang suci tidak akan lapuk. Sesungguhnya dengan cara
inilah orang suci mengajarkan kebaikan.
Komentar
Posting Komentar