Suatu hari, tiga puluh bhikkhu datang untuk memberikan
penghormatan kepada Sang Buddha. Sang Buddha mengetahui bahwa telah tiba saatnya
bagi ketiga puluh bhikkhu tersebut untuk mencapai tingkat kesucian arahat.
Maka Beliau bertanya kepada mereka apakah mereka telah
melihat seorang Thera saat mereka memasuki ruangan. Mereka menjawab bahwa
mereka tidak melihat seorang Thera tetapi mereka hanya melihat seorang samanera
muda ketika mereka masuk.
Sang Buddha berkata kepada mereka, “Para bhikkhu! Orang
tersebut bukanlah samanera, ia adalah seorang bhikkhu senior walaupun bentuk
tubuhnya kecil dan sangat sederhana. Aku mengatakan bahwa seseorang tidak dapat
disebut Thera hanya karena ia berusia tua dan tampak seperti seorang Thera;
hanya ia yang memahami ‘Empat Kesunyataan Mulia’ dan tidak menyakiti orang lain
yang dapat disebut seorang Thera.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 260 dan 261 berikut
ini:
Seseorang tidak
disebut Thera hanya karena rambutnya telah memutih. Biarpun usianya sudah
lanjut, dapat saja ia disebut ‘orang tua yang tidak berguna’.
Orang yang memiliki
kebenaran dan kebajikan, tidak kejam, terkendali dan terlatih, pandai dan bebas
dari noda-noda, sesungguhnya ia patut disebut Thera.
Tiga puluh bhikkhu mencapai tingkat kesucian arahat setelah
khotbah Dhamma itu berakhir.
Komentar
Posting Komentar