Suatu ketika, terdapat kelompok enam bhikkhu yang selalu
membuat keributan di tempat makan, baik di vihara maupun di desa. Suatu hari,
ketika beberapa samanera sedang makan dan makanan yang mereka dapatkan,
kelompok enam bhikkhu itu datang dan membual kepada para samanera, “Lihat!
Hanya kamilah orang yang bijaksana.” Kemudian mereka melempar-lemparkan
benda-benda ke sekeliling, meninggalkan tempat makan dalam keadaan kacau.
Ketika Sang Buddha mendengar hal ini, Beliau berkata, “Para
bhikkhu! Aku tidak menyebut orang yang banyak bicara, mencaci dan menggertak
orang lain sebagai seorang bijaksana. Hanya mereka yang bebas dari kebencian
dan tidak merugikan orang lainlah yang merupakan orang bijaksana.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 258 berikut:
Seseorang tidak dapat
dikatakan bijaksana hanya karena ia banyak bicara. Tetapi orang yang damai,
tanpa rasa benci dan tanpa rasa takut dapat disebut orang bijaksana.
Komentar
Posting Komentar