Suatu ketika, lima murid awam melewatkan hari puasa
(Uposatha) di Vihara Jetavana. Sebagian besar dari mereka hanya menjalankan
satu atau dua peraturan moral (sila) saja dari ‘Lima Peraturan Moral’
(Pancasila). Masing-masing dari mereka yang menjalankan salah satu sila
tertentu menyatakan bahwa sila yang dijalankannya merupakan sila yang paling
sulit dan kemudian terjadi perdebatan. Akhirnya, mereka menghadap Sang Buddha
dengan membawa masalah ini.
Kepada mereka Sang Buddha berkata, “Engkau tidak boleh
menganggap suatu sila itu mudah ataupun tidak penting. Setiap sila harus
dijalankan dengan ketat. Jangan menganggap ringan sila yang mana pun; tidak ada
sila yang mudah dijalankan.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 246, 247, dan 248
berikut ini:
Barang siapa membunuh
makhluk hidup, suka berbicara tidak benar, mengambil apa yang tidak diberikan,
merusak kesetiaan isteri orang lain,
Atau menyerah pada
minuman yang memabukkan; maka di dunia ini orang seperti itu bagaikan menggali
kubur bagi dirinya sendiri.
Orang baik, ketahuilah
bahwa sesungguhnya tidak mudah mengendalikan hal-hal yang jahat. jangan biarkan
keserakahan dan kejahatan menyeretmu ke dalam penderitaan yang tak
berkesudahan.
Lima murid awam mencapai tingkat kesucian sotapatti, setelah
khotbah Dhamma itu berakhir.
Komentar
Posting Komentar