Di Rajagaha terdapat seorang putri orang kaya yang telah
mencapai tingkat kesucian sotapatti pada usia yang masih muda. Suatu hari,
Kukkutamitta, seorang pemburu datang ke kota dengan kereta untuk menjual daging
rusa. Melihat Kukkutamitta, si pemburu itu, wanita kaya yang masih muda ini jatuh
hati seketika.
Dia mengikuti Kukkutamitta, menikah dengannya dan berumah
tangga di sebuah desa kecil. Dari hasil perkawinannya, lahirlah tujuh orang
anak laki-laki, dan setelah tiba waktunya semua anak mereka menikah.
Suatu hari, Sang Buddha meninjau sekeliling alam kehidupan
pada dini hari dengan kemampuan batin luar biasa-Nya. Beliau menemukan bahwa si
pemburu, ketujuh putranya dan istri-istri mereka sudah memiliki kesiapan batin
untuk mencapai tingkat kesucian sotapatti.
Paginya, Sang Buddha pergi ke tempat di mana pemburu telah
menyusun perangkap buruannya di dalam hutan. Sang Buddha meletakkan jejak kaki
Beliau di dekat perangkap, lalu duduk di bawah semak-semak yang rindang, tidak
jauh dari perangkap tersebut.
Ketika pemburu datang, dia melihat tidak ada binatang di
dalam perangkap.
Sebaliknya, dia melihat jejak kaki dan menduga bahwa
seseorang telah datang sebelumnya dan melepaskan binatang tersebut.
Ketika dia melihat Sang Buddha duduk di bawah semak-semak
yang rindang, dia mengira Beliaulah orang yang telah melepaskan binatang dari
dalam perangkap. Dengan marah pemburu itu mengeluarkan busur dan anak panahnya
untuk memanah Sang Buddha.
Tetapi sewaktu dia menarik anak panahnya, dia menjadi tidak
bisa bergerak dan tetap berdiam pada posisi seperti patung.
Anak-anak pemburu itu menyusul dan menemukan ayah mereka.
Mereka juga melihat Sang Buddha pada jarak tertentu dan mengira Beliau pastilah
musuh ayah mereka. Mereka semua mengambil busur-busur dan anak-anak panah, dan
mereka membidik Sang Buddha. Tetapi mereka juga tidak bisa bergerak dan menjadi
seperti patung.
Ketika pemburu dan putra-putranya tidak kembali, istri
pemburu menyusul mereka ke dalam hutan bersama dengan ketujuh menantunya.
Melihat suami dan semua anaknya dengan panah mereka membidik Sang Buddha, dia
mengangkat kedua tangannya dan berteriak, “Jangan membunuh ayahku.”
Ketika sang suami mendengar kata-kata istrinya, dia
berpikir, “Ini pastilah ayah mertua saya,” dan anak-anaknya berpikir, “Ini
pastilah kakek kami,” dan kemudian cinta kasih timbul pada mereka.
Kemudian wanita itu berkata kepada mereka, “Singkirkan busur
dan anak-anak panah kalian, dan beri penghormatan kepada ayah saya.”
Sang Buddha menyadari bahwa pada waktu itu, pikiran pemburu
dan ketujuh anaknya telah melembut dan mereka tergerak menyingkirkan
busur-busur dan anak-anak panah mereka. Setelah menyingkirkan busur-busur dan
anak-anak panah mereka, mereka memberi penghormatan kepada Sang Buddha dan Sang
Buddha menjelaskan ajaran Dhamma kepada mereka.
Akhirnya pemburu, ketujuh putranya, dan ketujuh menantunya,
semua berjumlah lima belas, mencapai tingkat kesucian sotapatti.
Kemudian Sang Buddha pulang kembali ke vihara, dan memberi
tahu kepada Ananda Thera dan bhikkhu-bhikkhu lain perihal Kukkutamitta dan
keluarganya yang telah mencapai tingkat sotapatti pada dini hari.
Para bhikkhu kemudian bertanya kepada Sang Buddha, “Bhante,
apakah istri pemburu yang telah mencapai sotapanna, tidak bersalah melakukan
pembunuhan; jika dia mengambilkan barang-barang seperti jaring, busur-busur,
dan anak-anak panah untuk keperluan suaminya pada saat hendak berburu?”
Terhadap pertanyaan itu Sang Buddha menjawab, “Para bhikkhu,
para sotapanna tidak membunuh, mereka tidak mengharapkan yang lain terbunuh.
Istri pemburu itu hanya menuruti kemauan suaminya mengambil barang-barang
untuknya. Seperti halnya tangan yang tidak luka, tangan itu tidak dapat
dimasuki racun. Juga karena dia tidak mempunyai niat melakukan kejahatan, maka
dia tidak melakukan kejahatan.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 124 berikut:
Apabila seseorang
tidak mempunyai luka di tangan, maka ia dapat menggengam racun. Racun tidak
akan mencelakakan orang yang tidak luka. Tiada penderitaan bagi orang yang
tidak berbuat jahat.
Komentar
Posting Komentar