Patacara kehilangan suami dan dua putranya, sekaligus orang
tua dan ketiga kakak laki-lakinya dalam waktu bersamaan. Ia menjadi hampir
gila. Ketika ia mendekati Sang Buddha, Beliau berkata kepadanya, “Patacara,
anak-anak tidak dapat merawatmu, bahkan meskipun meraka masih hidup, mereka
tidak hadir untukmu. Orang bijaksana menjalankan moral (sila) dan menghancurkan
rintangan pada jalan menuju Nibbana.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 288 dan 289 berikut
ini:
Anak-anak tidak dapat
melindungi, begitu juga ayah maupun sanak saudara. Bagi orang yang sedang
menghadapi kematian, maka tidak ada sanak saudara yang dapat melindungi dirinya
lagi.
Setelah mengetahui
kenyataan ini, maka orang berbudi dan bijaksana tak akan menunda waktu dalam
menempuh jalan menuju Nibbana.
Patacara mencapai tingkat kesucian Sotapatti, setelah
khotbah Dhamma itu berkahir.
Komentar
Posting Komentar