Pada suatu ketika tinggallah di Savatthi dua orang brahmana,
yang masing-masing mempunyai seekor sapi jantan. Masing-masing menyatakan bahwa
sapi jantan miliknya yang lebih baik dan lebih kuat. Akhirnya, mereka setuju
untuk membawa hewan milik mereka ke dalam suatu uji coba.
Mereka pergi ke tepi sungai Aciravati dan mengisi sebuah
gerobak dengan pasir. Satu demi satu sapi-sapi jantan tersebut menarik gerobak
tersebut, tetapi sia-sia, karena gerobak tersebut tidaklah bergerak dan hanya
talinya yang putus.
Para bhikkhu yang melihat hal tersebut memberitahukannya
kepada Sang Buddha, dan Sang Buddha berkata kepada mereka, “Para bhikkhu!
Adalah sangat mudah untuk memutuskan tali pengikat yang dapat engkau lihat
dengan matamu; siapapun dapat memutuskannya atau memotongnya. Tetapi murid-Ku,
seorang bhikkhu, seharusnya memotong ikatan dari itikad jahat, dan tali kulit
dari nafsu keinginan yang ada di dalam dirimu dan yang mengikatmu.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 398 berikut:
Ia yang telah memotong
sabuk kebencian, tali kulit nafsu keinginan dan tali rami pandangan keliru
serta semua kekotoran batin laten (anusaya); ia yang telah menyingkirkan kayu
penghalang (kebodohan) dan menyadari kebenaran, maka ia Kusebut seorang
‘brahmana’.
Komentar
Posting Komentar