Sundarasamudda adalah anak dari seorang hartawan dari
Savatthi. Setelah memasuki pasamuan bhikkhu, ia pergi ke Rajagaha, yang empat
puluh lima yojana jauhnya dari Savatthi, untuk berlatih meditasi.
Suatu hari, ketika beberapa perayaan sedang berlangsung di
Savatthi, ayah Sundarasamudda merasa sangat kehilangan putranya. Mereka juga
merasa kasihan pada putranya yang kehilangan semua kesenangan. Memikirkan hal
itu mereka menangis. Ketika mereka sedang menangis, seorang pelacur datang pada
mereka, dan menanyakan apa duduk persoalannya.
Setelah mendengar apa yang terjadi pada anak mereka, pelacur
itu berkata, “Jika aku dapat membuat anakmu meninggalkan pasamuan dan kembali
hidup sebagai orang biasa bagaimana engkau akan menghargaiku?” Orang tua
tersebut menjawab bahwa mereka akan membuatnya kaya raya. Pelacur tersebut
kemudian meminta sejumlah besar uang dan pergi ke Rajagaha dengan sejumlah
pengikutnya.
Di Rajagaha, ia menyewa sebuah rumah bertingkat tujuh pada
rute jalan di mana Sundarasamudda berpindapatta. Ia menyiapkan makanan yang
baik dan menunggunya. Pada beberapa hari pertama, ia memberikan dana makanan
kepada Sundarasamudda di pintu rumahnya. Kemudian, ia mengundangnya untuk masuk
ke dalam rumah. Ia memberi uang kepada beberapa anak untuk datang dan bermain
di luar rumah pada saat kira-kira Sundarasamudda biasanya datang untuk menerima
dana makanan.
Hal ini membuat keadaan tidak nyaman bagi Sundarasamudda
menerima dana makanan karena halaman kotor dan berisik, sehingga ia mengundang
Sundarasamudda untuk naik ke lantai atas dan menerima dana makanan di sana.
Sang thera mengikutinya naik, dan segera setelah memasuki ruangan tersebut,
sang pelacur menutup pintu. Kemudian ia mulai menggoda Sundarasamudda. Ia
berkata kepadanya, “Yang Mulia! Marilah menjadi suamiku yang awet muda dan
kuat, dan aku akan menjadi istrimu yang paling tercinta. Setelah kehidupan
perkawinan kita yang panjang dan bahagia kita berdua dapat meninggalkannya
untuk masuk dalam pasamuan dan berjuang sekuat tenaga untuk mencapai nibbana.”
Ketika mendengar kata-kata itu, Sundarasamudda tiba-tiba
menyadari kekeliruannya dan terkejut. Kemudian ia berkata pada dirinya sendiri,
“Sungguh, karena kelalaian dan kurangnya perhatian aku telah membuat satu
kekeliruan besar.”
Pada saat itu, Sang Buddha memperhatikan dari kuti harum
Beliau, apa yang sedang terjadi pada Sundarasamudda di Rajagaha. Ia memanggil
Y.A.Ananda, dan berkata, “Ananda! Pada lantai atas sebuah rumah bertingkat di
Rajagaha, sekarang sedang terjadi perlawanan antara Sundarasamudda dan seorang
pelacur, tapi pada akhirnya Sundarasamudda yang akan menjadi pemenangnya.”
Setelah mengatakan hal ini kepada Ananda, Sang Buddha mengirimkan sinar
kesucian kepada Sundarasamudda dan membuatnya merasakan kehadiran Beliau. Lalu
Beliau berkata, “Murid-Ku! Putuskanlah dan buanglah rasa cinta terhadap
kekayaan dan kesenangan-kesenangan nafsu keinginan.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 415 berikut:
Seseorang yang dengan
membuang nafsu keinginan kemudian meninggalkan kehidupan rumah tangga dan
menempuh kehidupan tanpa rumah, yang telah menghancurkan nafsu indria akan
wujud yang baru, maka ia Kusebut seorang ‘brahmana’.
Pada akhir khotbah ini Sundarasamudda mencapai tingkat
kesucian Arahat dan dengan kemampuan batin luar biasanya ia menerobos atap
rumah menuju angkasa, pergi menemui Sang Buddha.
Komentar
Posting Komentar