Sang Buddha mengunjungi alam dewa Tavatimsa untuk
membabarkan Abhidhamma kepada Dewa Santusita, yang sebelumnya adalah ibu
kandung Beliau. Selama masa itu, terdapat dewa yang bernama Indaka di alam dewa
Tavatimsa. Indaka, dalam kehidupannya yang lampau adalah seorang pria, yang
telah mempersembahkan sedikit dana makanan pada Anuruddha Thera. Karena
perbuatan baik ini dilakukan kepada seorang Thera dalam masa keberadaan ajaran
Buddha, maka ia mendapat pahala berlipat ganda. Kemudian, setelah kematian, ia
dilahirkan kembali dalam alam Tavatimsa dan menikmati kemewahan alam dewa. Pada
saat itu, terdapat dewa lain yang bernama Ankura di alam dewa Tavatimsa yang
telah banyak memberikan dana; jauh lebih banyak daripada apa yang telah Indaka
berikan. Tetapi dana itu dilakukan di luar masa keberadaan ajaran Buddha.
Sehingga meskipun dananya besar dan banyak, ia menikmati pahala kehidupan dewa
dalam ukuran yang lebih kecil daripada Indaka, yang telah mempersembahkan
sangat sedikit dana.
Ketika Sang Buddha berada di Tavatimsa, Ankura bertanya
kepada Beliau alasan ketidaksesuaian perolehan pahala itu. Kepadanya Sang
Buddha menjawab, “O dewa! Ketika memberikan dana kamu seharusnya memilih kepada
siapa kamu memberi, karena perbuatan dana seperti halnya menanam bibit. Bibit
yang ditanam di tanah yang subur akan tumbuh menjadi pohon atau tanaman yang
kuat dan hebat, serta akan menghasilkan banyak buah; tetapi kamu telah
menebarkan bibitmu di tanah yang tandus, sehingga kamu memperoleh sangat
sedikit.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 356 sampai dengan 359
berikut ini:
Rumput liar merupakan
bencana bagi sawah dan ladang; nafsu indria merupakan bencana bagi manusia.
Karena itu, dana yang dipersembahkan kepada mereka yang telah bebas dari nafsu
indria akan menghasilkan pahala yang besar.
Rumput liar merupakan
bencana bagi sawah dan ladang; kebencian merupakan bencana bagi manusia. Karena
itu, dana yang dipersembahkan kepada mereka yang telah bebas dari kebencian
akan menghasilkan pahala yang besar.
Rumput liar merupakan
bencana bagi sawah dan ladang; ketidaktahuan merupakan bencana bagi manusia.
Karena itu, dana yang dipersembahkan kepada mereka yang telah bebas dari
ketidaktahuan akan menghasilkan pahala yang besar.
Rumput liar merupakan bencana
bagi sawah dan ladang; iri hati merupakan bencana bagi manusia. Karena itu,
dana yang dipersembahkan kepada mereka yang telah bebas dari iri hati akan
menghasilkan pahala yang besar.
Komentar
Posting Komentar