Anathapindika dan Ugga, orang kaya dari Ugga, belajar di
bawah bimbingan guru yang sama ketika mereka berdua masih muda. Ugga mempunyai
seorang anak laki-laki dan Anathapindika mempunyai seorang anak perempuan.
Ketika anak-anak mereka telah cukup dewasa, Ugga meminta persetujuan
Anathapindika untuk menikahkan kedua anak mereka. Dengan demikian pernikahan
diadakan, dan Culasubhadda, anak perempuan Anathapindika, harus tinggal di
rumah mertuanya.
Ugga dan keluarganya adalah pengikut pertapa bukan murid
Sang Buddha. Suatu saat mereka mengundang pertapa tersebut ke rumahnya. Pada
kesempatan itu, Ugga meminta Culasubhadda untuk memberi penghormatan kepada
para pertapa telanjang bukan murid Sang Buddha tersebut, tetapi ia selalu
menolak untuk memenuhinya. Sebaliknya, ia bercerita kepada ibu mertuanya
tentang Sang Buddha dan sifat-sifat mulia Beliau.
Ibu mertua Culasubhadda sangat ingin bertemu dengan Sang
Buddha, setelah ia diberitahu tentang Sang Buddha oleh menantu perempuannya. Ia
bahkan menyetujui permintaan Culasubhadda mengundang Sang Buddha untuk menerima
dana makanan di rumahnya.
Culasubhadda menyiapkan makanan dan mengumpulkan persembahan
lainnya untuk Sang Buddha beserta murid-murid Beliau. Kemudian ia naik ke
tempat yang paling tinggi di rumahnya dan melihat ke arah Vihara Jetavana. Ia
membuat persembahan bunga serta dupa dan merenungkan sifat-sifat dan kebajikan
mulia Sang Buddha. Ia kemudian mengucapkan keinginannya, “Bhante! Semoga hal
ini membuat Bhante berkenan datang, bersama dengan murid-murid Bhante, ke rumah
kami esok hari. Saya, umat awam yang berbakti, dengan penuh hormat mengundang
Bhante. Semoga permohonanku diketahui oleh Bhante melalui lambang dan sikap
seperti ini.”
Kemudian ia mengambil delapan genggam bunga melati dan
menebarkannya ke langit. Bunga-bunga itu mengambang di udara menuju Vihara Jetavana
dan terletak menggantung pada langit-langit ruang pertemuan di mana Sang Buddha
sedang membabarkan Dhamma. Pada akhir khotbah Beliau, Anathapindika, ayah Culasubhadda,
mendekati Sang Buddha untuk mengundang menerima dana makanan di rumahnya pada
esok hari.
Sang Buddha menjawab bahwa ia telah menerima undangan
Culasubhadda untuk esok hari. Anathapindika bingung dengan jawaban Sang Buddha
dan berkata, “Tetapi, Bhante! Culasubhadda tidak tinggal di Savatthi di sini,
ia tinggal di Ugga yang berjarak seratus dua puluh yojana dari sini.” Kepadanya
Sang Buddha berkata, “Benar, perumah tangga, tetapi kebaikannya jelas terlihat
nyata seakan-akan hadir meskipun hal itu mungkin berada pada jarak jauh.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 304 berikut:
Meskipun dari jauh,
orang baik akan terlihat bersinar bagaikan puncak pegunungan Himalaya. Tetapi,
meskipun dekat, orang jahat tidak akan terlihat, bagaikan anak panah yang
dilepaskan pada malam hari.
Hari berikutnya, Sang Buddha datang ke rumah
Ugga, ayah mertua Culasubhadda. Sang Buddha diiringi dengan lima ratus bhikkhu
dalam perjalanan ini, mereka semua datang melalui udara dalam perahu penuh
dekorasi yang diciptakan atas perintah Sakka, Raja para dewa. Melihat Sang
Buddha dalam kemegahan dan keagungannya, ayah mertua Culasubhadda sangat
terkesan dan mereka memberi penghormatan kepada Sang Buddha. Untuk tujuh hari
berikutnya, Ugga dan keluarganya memberi dana makanan dan membuat persembahan kepada Sang Buddha beserta murid-murid Beliau.
Komentar
Posting Komentar