Citta, setelah mendengarkan Dhamma yang diuraikan oleh Yang
Ariya Sariputta, mencapai tingkat kesucian Anagami. Suatu hari, Citta mengisi
penuh lima ratus keretanya dengan makanan dan persembahan lainnya untuk
diberikan kepada Sang Buddha serta murid-murid Beliau. Ia berangkat menuju
Savatthi bersama rombongan pengikutnya yang berjumlah tiga ribu orang. Mereka
berjalan menempuh jarak satu yojana setiap hari, dan tiba di Savatthi pada
akhir bulan. Kemudian Citta pergi bersama lima ratus pengiringnya menuju Vihara
Jetavana. Ketika ia sedang memberi penghormatan kepada Sang Buddha, bunga-bunga
berjatuhan dengan menakjubkan dari atas seperti hujan. Citta tinggal di vihara
itu selama sebulan penuh, mempersembahkan dana makanan kepada Sang Buddha dan
para bhikkhu, serta memberi makanan kepada rombongannya yang berjumlah tiga
ribu orang. Setiap kali, dewa-dewa mengisi kembali persediaan makanan dan
persembahan lainnya.
Pada malam hari sebelum perjalanan pulang, Citta meletakkan
semua yang telah dibawanya di ruangan-ruangan vihara sebagai persembahan kepada
Sang Buddha. Kemudian dewa-dewa mengisi kembali kereta-kereta yang kosong itu
dengan berbagai macam barang tak ternilai harganya. Y.A.Ananda melihat
bagaimana kekayaan Citta diisi kembali, bertanya kepada Sang Buddha, “Bhante,
apakah hanya bila Citta datang kepada Bhante saja ia akan diberkahi dengan
semua kekayaan ini? Apakah ia diberkahi dengan hal yang sama bila ia pergi ke
lain tempat?” Sang Buddha menjawab, “Ananda, siswa ini penuh diberkahi dengan
keyakinan dan kemurahan hati; ia juga bersusila, dan nama baiknya menyebar jauh
dan luas. Orang seperti ini pasti akan dihormati dan dihujani dengan kekayaan
kemanapun ia pergi.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 303 berikut:
Bagi
orang yang memiliki keyakinan dan sila yang sempurna, akan memperoleh nama
harum dan kekayaan, pergi ke tempat manapun ia akan selalu dihormati.
Komentar
Posting Komentar