Vakkali adalah seorang brahmana yang tinggal di Savatthi.
Suatu hari ia melihat Sang Buddha berpindapatta di dalam kota. Ia sangat
terkesan dengan kemuliaan Sang Buddha. Pada saat itu ia menjadi sangat tertarik
dan hormat kepada Sang Buddha. Ia memohon izin untuk diterima dalam Pasamuan
Bhikkhu sehingga ia dapat selalu dekat dengan Sang Buddha.
Sebagai seorang bhikkhu, Vakkali selalu dekat dengan Sang
Buddha, ia tidak memperhatikan tugas kewajibannya sebagai bhikkhu lagi, dan
tidak berlatih meditasi.
Karena itu Sang Buddha berkata kepadanya, “Vakkali, tidak
akan bermanfaat bagimu yang selalu dekat dengan-Ku, memperhatikan wajah-Ku. Kamu
harus berlatih meditasi, sebab hanya ia yang melihat Dhamma akan melihat Saya.
Ia yang tidak melihat Dhamma tidak akan melihat Saya.” Ketika mendengar
kata-kata itu Vakkali sangat tertekan.
Ia meninggalkan Sang Buddha dan memanjat bukit Gijjhakuta
untuk melakukan bunuh diri dengan cara melompat dari puncak bukit.
Sang Buddha mengetahui kesedihan dan keputusasaan Vakkali.
Karena sedih dan putus asa itu Vakkali akan melepaskan kesempatan memperoleh
tingkat kesucian. Oleh karena itu, Sang Buddha mengirimkan bayangan Beliau
kepada Vakkali, membuat seolah-olah Beliau berada di hadapannya. Ketika Sang
Buddha berada dekat dengannya, segera Vakkali melupakan segala kesedihannya, ia
menjadi sangat gembira, dan yakin.
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 381 berikut:
Dengan penuh
kegembiraan dan penuh keyakinan terhadap ajaran Sang Buddha, seorang bhikkhu
akan sampai pada keadaan damai (nibbana) disebabkan oleh berakhirnya semua
ikatan.
Vakkali mencapai tingkat kesucian Arahat, setelah khotbah
Dhamma itu berakhir.
Komentar
Posting Komentar