Suatu saat, ketika Sang Buddha sedang berdiam di dekat
Himalaya, ia melihat bahwa banyak orang diperlakukan secara tidak manusiawi
oleh beberapa raja yang licik. Kemudian muncul pikiran dalam batin Beliau,
“Apakah mungkin untuk mencegah orang-orang itu dari perlakuan tidak manusiawi.
Mereka seharusnya tidak diperlakukan secara tidak manusiawi, dan membuat para
raja tersebut memerintah dengan adil dan bijaksana.”
Mara mengetahui apa yang Sang Buddha pikirkan dan berencana
untuk membujuk Sang Buddha agar memerintah sebagai seorang raja. Kepadanya,
Sang Buddha menjawab, “Mara yang licik! Ajaranmu dan ajaran-Ku sangat berbeda.
Kau dan Aku tidak dapat saling berdiskusi. Inilah ajaranKu.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 331, 332, dan 333
berikut ini:
Sungguh bahagia
mempunyai kawan pada saat kita membutuhkannya; sungguh bahagia dapat merasa
puas dengan apa yang diperoleh; sungguh bahagia dapat berbuat kebaikan
menjelang kematian; dan sungguh bahagia dapat mengakhiri penderitaan.
Berlaku baik terhadap
ibu merupakan suatu kebahagiaan dalam dunia ini; berlaku baik terhadap ayah
juga merupakan kebahagiaan. Berlaku baik terhadap pertapa merupakan suatu
kebahagiaan dalam dunia ini; berlaku baik terhadap para Ariya juga merupakan
kebahagiaan.
Moral
(Sila) akan memberikan kebahagiaan sampai usia tua; keyakinan yang telah
ditanam kuat akan memberikan kebahagiaan; kebijaksanaan yang telah diperoleh
akan memberikan kebahagiaan; tidak berbuat jahat akan memberikan kebahagiaan.
Komentar
Posting Komentar