Pada suatu kesempatan, beberapa bhikkhu melihat seorang
pelatih gajah dan gajahnya di tepi sungai Aciravati. Saat pelatih tersebut
menemui kesulitan untuk mengendalikan gajahnya. Salah satu dari para bhikkhu
tersebut, yang merupakan bekas pelatih gajah, berkata pada bhikkhu-bhikkhu yang
lain bagaimana cara menanganinya dengan mudah. Pelatih gajah tersebut
mendengarnya dan melakukan seperti yang dikatakan oleh bhikkhu tersebut. Dengan
cepat gajah tersebut ditaklukkan. Setelah tiba kembali di vihara, para bhikkhu
memberitahukan kejadian tersebut kepada Sang Buddha.
Sang Buddha mengundang bhikkhu bekas pelatih gajah tersebut
dan berkata, “O bhikkhu yang sia-sia, yang jauh dari ‘Jalan’ (Magga) dan
‘Hasil’ (Phala)! Kau tidak mendapatkan apapun dengan menaklukkan gajah. Tak ada
seorangpun yang dapat pergi ke suatu tempat yang belum pernah dikunjungi
sebelumnya (yaitu nibbana) dengan menaklukkan gajah; hanya ia yang telah
menaklukkan dirinya sendiri yang dapat merealisasinya.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 323 berikut:
Tidak dengan mengendarai
tunggangan seperti itu seseorang dapat pergi ke tempat yang belum pernah
didatangi (nibbana). Namun orang yang telah dapat melatih, menaklukkan, dan
mengendalikan dirinya sendiri dapat pergi ke tempat yang belum pernah didatangi
itu (nibbana).
Komentar
Posting Komentar