Seorang wanita dengan perasaan iri hati yang kuat tinggal
bersama suaminya di Savatthi. Ia mengetahui bahwa suaminya berselingkuh dengan
pelayan wanitanya. Pada suatu hari ia mengikat wanita pelayan tersebut dengan
tali yang kuat, memotong telinga dan hidungnya, dan mengurungnya di suatu
kamar. Setelah melakukan hal tersebut, ia meminta suaminya untuk menemaninya
pergi ke Vihara Jetavana. Tidak lama setelah mereka pergi, beberapa kerabat
pelayan tersebut datang di rumah mereka, menemukan pelayan tersebut terikat dan
terkunci di suatu kamar. Mereka mendobrak kamar tersebut, melepaskannya dan
membawanya ke vihara. Mereka tiba di vihara ketika Sang Buddha sedang
membabarkan Dhamma. Wanita pelayan tersebut menceritakan kepada Sang Buddha apa
yang telah dilakukan oleh majikan wanitanya, bagaimana ia telah dipukuli, dan
bagaimana hidung dan telinganya dipotong. Ia berdiri di tengah kerumunan orang
agar semua orang dapat melihat bagaimana ia telah diperlakukan dengan buruk.
Kemudian Sang Buddha berkata, “Janganlah berbuat jahat
dengan berpikir bahwa orang-orang tidak akan mengetahuinya. Suatu perbuatan
buruk yang dilakukan secara rahasia, bila ditemukan akan bawa penderitaan dan
kesedihan; tetapi perbuatan baik dapat dilakukan secara rahasia, karena hal itu
hanya akan membawa kebahagiaan dan bukan penderitaan.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 314 berikut:
Sebaiknya seseorang
tidak melakukan perbuatan jahat, karena di kemudian hari perbuatan itu akan
menyiksa dirinya sendiri. Lebih baik seseorang melakukan perbuatan baik, karena
setelah melakukannya ia tidak akan menyesal.
Pasangan suami istri itu mencapai tingkat kesucian Sotapatti
setelah khotbah Dhamma berakhir.
Komentar
Posting Komentar