Gajah Paveyyaka ketika berusia masih muda sangat kuat;
kemudian tiba saatnya ia menjadi tua dan lemah. Suatu hari, seperti biasanya
Paveyyaka tua pergi ke suatu kolam dan ia terjebak dalam lumpur serta tidak
dapat mencapai tepi. Ketika Raja Pasenadi dari Kosala diberitahu tentang hal
itu, ia mengirim seorang pelatih gajah untuk menolong gajah itu keluar dari
lumpur. Pelatih gajah itu pergi ke tempat di mana gajah itu berada. Di sana, ia
memerintahkan pemusik untuk membuat irama perang. Mendengar suasana militer,
gajah itu merasa seakan-akan ia berada di medan perang. Semangatnya bangkit, ia
mengangkat dirinya sendiri dengan seluruh tenaganya, dan segera keluar dari
lumpur.
Ketika para bhikkhu menceritakan kepada Sang Buddha tentang
hal ini, Beliau berkata, “Para bhikkhu! Sama halnya dengan gajah itu menarik
dirinya keluar dari lumpur, demikian pula, seharusnya kamu semua menarik dirimu
sendiri keluar dari lumpur kekotoran batin.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 327 berikut:
Bergembiralah dalam
kewaspadaan dan jagalah pikiranmu dengan baik; bebaskanlah pikiranmu dari
cara-cara yang salah, seperti seekor gajah melepaskan dirinya yang terbenam
dalam lumpur.
Para bhikkhu mencapai tingkat kesucian Arahat setelah
khotbah Dhamma itu berakhir.
Komentar
Posting Komentar